Catatan Alesha

  Masih ingatkah kalian kepada temanku Nadia EOP? Ada cerita menarik lagi darinya yang mempengaruhi hidupku, hahaha kurasa hidup dengannya memang harus berpetualang deh. Seperti yang kalian ketahui aku satu kamar dengan dia dan temanku Lia dan Ella selama 7 minggu (4 minggu di asrama Bandung, 3 minggu diasrama Magelang) mungkin cukup kali ya untuk mengenal mereka lebih dekat lagi. Kita bahas Nadia dulu, pernah suatu hari dia cerita bahwa saat SMA dia anak yang biasa saja, jarang aktif dikelas, prestasinya juga biasa saja, yaa hidup normal seperti kebanyakan anak yang lain. Karena cerita tersebut dan pengamatanku terhadap teman-temanku di kampus aku menurunkan jadwal belajarku dan cara belajarku, lagian tidak remedy di kelas juga sama aja nilai akhirnya huuufht. ☹ Diasrama Bandung, aku iri banget sama ketiga temanku yang bisa terjaga sampai larut malam hingga tugas selesai, sedangkan aku paling tidur awal paginya temenku udah selesai semua aku baru mengerjakan. Ya meskip

Kali ini kejadiannya di perawatan bedah, dari mulai pertama masuk ruang perawatan bedah aku udah seneng banget karena aku menyukai semua tentang bedah membedah hehehe. Dan di ruang bedah RSUP ini memiliki 5 lantai (semuanya pasien bedah) dan setiap lantainya ada sekatnya yaitu A dan B misal lantai 1A kamar 6, dan sekatnya hanya pada nursing room, perawat yang bertugas pada A dan B pun berbeda cuman memang dalam satu ruangan. oke faham ya suasana ruangannya? lanjuut . . . Pada saat itu aku ditugaskan di 2A jadi dinas di lantai 2 ruangan A, nah pas agak siangan jam-jam sibuk ruang B butuh orang dan meminta aku untuk ngirim pasien B ke ruang operasi, ya aku mau dong, tapi ternyata tidak didampingi perawat senior, sedangkan aku setiap ke ruang operasi pasti ada pendampingan, alhasil aku dan temenku nganter pasien ke ruang operasi, dengan jalan yang menanjak tanpa bantuan orang lain :"  Sesampai di ruang operasi, ditanya dong tentang keadaan pasiennya sama perawat bedah, otoma

Waktu itu aku dinas pagi dan kebetulan dapat ruang ICU, ya seperti biasa habis apel pagi berdoa, operan, yang shif malam melaporkan keadaan semua pasien dan habis itu shif pagi kerja hehehe Kegiatan pertama udah pasti memberikan obat sesuai resep, dan karena pasienku masih ada di ICU ya aku megang si pasien tersebut dengan diagnosa Efusi Pleura (dimana paru-paru penuh dengan cairan), kebetulan pasienku dapetnya obat injeksi (suntikan) dan oral (lewat mulut), gampanglah ya ngasih obat lewat injeksi, tapi lewat oral dengan pasien penurunan kesadaran tantangan sendiri buatku. Tapi karena aku udah menganggap pasienku orangtuaku sendiri, aku fikir aku bisa meminumkan obat tersebut hehehe Setelah aku selesai menghaluskan obatnya dan menyiapkan semua, ku bisikan ditelinga beliau (pasien penurunan kesadaran) "Bapak, minum obat dulu yaa, obatnya agak pahit jadi langsung ditelan jangan dimuntahkan, nanti habis itu aku kasih susu biar nggak pahit lagi, mau ya pak biar cepat semb

Hallo apa kabar kalian? Aku berharap kalian selalu dalam keadaan yang baik.  Hari ini aku menulis di asrama Rumah Sakit Jiwa prof. dr. Soerojo Magelang, aku mau membahas tentang salah satu temanku yang aku temukan di kampus hehehe . . . Tenaangg . . . aku sudah meminta ijin kepadanya kok 😊   Aku tau kita semua pasti pernah mengalami mood yang sangat buruk, pernah berada pada titik dimana kita merasa down dan jenuh sekali, dan pernah merasa ingin sendiri tanpa gangguan orang lain, hayoo jujur iya kan pasti pernah pada titik seperti itu. Nah, selama aku berteman dengan temanku Nadia E.O.P ini, dia memang tidak pernah merasa bad mood, bahkan semua kondisi yang pernah dia alami di buat santai dan dinikmatin, dia selalu merasa ikhlas dan ‘yaudah lah yaa . . .’ jarang di pikir ribet.  Sampai suatu hari dia bertanya “Liv, aku normal nggak sih, kok aku nggak pernah merasa bad mood ya?” entahlah itu salah satu kesombongan apa emang keresahan dia, hahaha bercanda kawan.